Senin, 24 Juli 2017

GAMELAN MADU LARAS NGANJUK

GAMELAN



Bapak Karyadi ditengah hasil karyanya produksi Gamelan, Madu Laras, Jatirejo Loceret Nganjuk

PENGRAJIN GAMELAN
"MADU LARAS"
NO SIUP: 511.3/2933/411.306/2013

Menerima Pesanan dan Perbaikan Gamelan Jawa
Laras Pelok , Slendro dan Diantonis beserta ancak / tempat dengan ukir biasa / timbul
Per biji ataupun Per Set

HUBUNGI:
Bpk Karyadi / Bpk Pardjono
No. HP : 085655749199
082234310871
0358-325585 

See:


Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[butuh rujukan]
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, degung (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan madenda (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur dan D. I. Yogyakarta.



Sumber:





See:


Gamelan (/ˈɡæməlæn/[1]) is the traditional ensemble music of Java and Bali in Indonesia, made up predominantly of percussive instruments. The most common instruments used are metallophones played by mallets and a set of hand-played drums called kendhang which register the beat. Other instruments include xylophones, bamboo flutes, a bowed instrument called a rebab, and even vocalists called sindhen.[2]
Although the popularity of gamelan has declined since the introduction of pop music, gamelan is still commonly played on formal occasions and in many traditional Indonesian ceremonies. For most Indonesians, gamelan is an integral part of Indonesian culture.[3]






The word gamelan comes from the low Javanese word gamel, which may refer to a type of mallet used to strike instruments or the act of striking with a mallet.[2][4] The term karawitan refers to classical gamelan music and performance practice, and comes from the word rawit, meaning 'intricate' or 'finely worked'.[4] The word derives from the Javanese word of Sanskrit origin, rawit, which refers to the sense of smoothness and elegance idealized in Javanese music. Another word from this root, pangrawit, means a person with such sense, and is used as an honorific when discussing esteemed gamelan musicians. The high Javanese word for gamelan is gangsa, formed either from the words tembaga and rejasa referring to the materials used in bronze gamelan construction (copper and tin), or tiga and sedasa referring to their proportions (three and ten).[5]



Source:


See:






4 komentar:

  1. Thanks a lot for your appreciation on this blog. Hopefully you really care for my next posting. Again I appreciate for you.

    BalasHapus
  2. I appreciate your style of writing because it conveys the message of what you are trying to say. It's a great skill to make even the person who doesn't know about the subject could able to understand the subject . Your blogs are understandable and also informative. I hope to read more and more interesting articles from your blog. All the best.
    Psoriasis Treatment
    Pimple Treatment
    Vitiligo Treatment
    Pigmentation Cream

    BalasHapus


  3. This blog was very useful for me waiting for more blog.


    SAP FICO Training in Chennai




    BalasHapus

GAMELAN PRODUKSI MADULARAS JATIREJO LOCERET NGANJUK DIMAINKAN MAHASISWA INTERNATIONAL

https://youtu.be/m2q7fHZ8a_s See Youtube: https://youtu.be/m2q7fHZ8a_s Contact Person: 085655749199 082234310871...